Paper ini bermaksud mengkaji pengaruh tangibility terhadap kebijakan utang perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan pemerintah. Tangibility adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat penggunaan aktiva tetap berwujud yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi tangibility, semakin besar tingkat penggunaan aktiva tetap berwujud perusahaan. Perusahaan dengan tangibility tinggi memiliki jumlah aktiva tetap berwujud yang besar yang dapat dijadikan jaminan oleh perusahaan ketika mengambil pendanaan dari utang. Adanya jaminan berupa aktiva tetap berwujud dapat memberikan rasa aman bagi kreditor, sehingga akan menyebabkan perusahaan dengan tangibility tinggi akan lebih mudah mendapatkan pendanaan dari utang dengan biaya murah. Hal ini akan mendorong perusahaan dengan tangibility tinggi untuk menggunakan tingkat utang yang tinggi untuk mendapatkan manfaat penghematan pajak. Oleh karena itu, tangibility berpengaruh positif terhadap kebijakan utang. Besar kecilnya pengaruh tangibility terhadap kebijakan utang dimoderasi oleh kepemilikan pemerintah. Perusahaan yang dimiliki pemerintah memiliki akses yang lebih luas ke bank-bank pemerintah karena adanya koneksi istimewa sebagai sesama perusahaan milik pemerintah. Perusahaan yang dimiliki pemerintah juga dipandang memiliki risiko yang lebih rendah di mata kreditur karena jika perusahaan yang dimiliki pemerintah mengalami kesulitan keuangan maka pemerintah akan cenderung membantunya. Oleh karena itu, pengaruh positif tangibility terhadap kebijakan utang lebih kuat pada perusahaan yang dimiliki pemerintah dibanding perusahaan yang tidak dimiliki pemerintah (atau perusahaan swasta). Kata Kunci: Tangibility, Kepemilikan Pemerintah, Kebijakan Utang.
Copyrights © 2022