Floating produciton unit Madura Strait yang akan disingkat FPU adalah suatu struktur terapung yang berfungsisebagai unit produksi minyak dan gas yang akan diletakkan pada selat madura yang akan ditambatkan secaracatenary kepada jangkar di dasar laut. Selama pengoperasiannya FPU akan mengalami pergerakan secara terus menerus akibat hasil respon terhadap beban dinamis yang menghantamnya. Hal ini akan berisiko kepada gagalnya mooring line. Selain mooring line, kekuatan penyambung rantai juga menjadi salah satu struktur yang mesti diperhatikan, yaitu anchor crown shackle dan conecting link. Dalam penelitian kali ini bertujuan menganalisakekuatan dari anchor crown shackledan connecting link, yang didahulukan dengan mencari nilai tension terbesar dengan melakukan analisa time domain terhadap mooring line dengan variasi beberapa sudut antar mooring linepada kondisi ULS dan ALS. Hasil analisanya menunjukkan bahwa variasi sudut antar mooring line sebesar 5° adalah yang paling aman bagi FPU karena memiliki akumulasi nilai RAO yang rendah dan safety factor mooring line yang paling tinggi secara akumulasi dalam kondisi ALS dan ULS dibanding variasi yang lain. Untuk kekuatan anchor crown shackle dan connecting link, hasil analisa dengan menggunakan beban sebesar 2500kN akibat tension maksimum yang dihasilkan oleh mooring line pada kondisi ALS menunjukkan nilai tegangan maksimum 278.54 Mpa yang berarti nilainya lebih kecil dari 90% yield strength material (417.42 Mpa) dan deformasi terbesar 0.00024 m untuk anchor crown shackle dan 0.00034 untuk connecting link yang berarti masing – masing nilainya kurang dari 5% diameter struktur (0.01 m) sehingga struktur tersebut dapat dikatakan aman menurut standar yangdiizinkan oleh ABS.Kata kunci: FPU, tension, RAO, von mises stress, anchor crown shacle, connecting link.
Copyrights © 2021