Abstract Background: Exclusive breastfeeding coverage decreased by 32% in 2018 and needs concern from all sectors. Early initiation breastfeeding (EIBF) practice needs to be increased because it is associated with the success of exclusive breastfeeding and can prevent infant mortality by 22%. The EIBF rate in Tangerang City in 2020 is 30,6% far below the national rate (58,2%). Objective: The study aims to analyse the associated factors of EIBF practice among postpartum mothers at post pandemic era. Method: The research conducted using a cross-sectional study with a quantitative analysis approach. Of 84 postpartum mothers in Tangerang City were involved taken using purposive sampling technique. Data were analysed using chi- square test statistics. Result: The significant related factors to EIBF practice are maternal ideal age range for pregnancy , education level, occupation status, experienced COVID 19 infection, knowledge level, the health worker support and health services. Logistic regression test obtained that the dominant factor associated with EIBF practice was health worker support factor (p value = 0.013, Exp (B)=25.73 CI: 1,996-332,245). Conclusion: The health care worker and provider’s role in supporting EIBF practices should be encouraged by strengthening the implementation of the baby-friendly hospital policy and the 10 steps to successful breastfeeding. Keywords: early initiation; breastfeeding; post-partum; mother Abstrak Latar belakang: Penurunan cakupan ASI Eksklusif sebesar 32% pada tahun 2018 perlu mendapat perhatian. Praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) perlu ditingkatkan karena berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan dapat mencegah kematian bayi sebesar 22%. Angka IMD di Kota Tangerang tahun 2020 sebesar 30,6% dibawah dari angka nasional tahun 2018 (58,2%). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu nifas di Kota Tangerang. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan desain studi potong lintang dengan pendekatan analitik kuantitatif. Sebanyak 884 ibu post-partum menjadi responden penelitian yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan chi square. Hasil: Faktor usia ibu yang berada dalam rentang usia ideal, pendidikan, pekerjaan, riwayat terkena COVID 19, pengetahuan, dukungan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan. Uji regresi logistik menunjukan faktor dominan yang berhubungan dengan perilaku IMD adalah faktor dukungan tenaga kesehatan (p-value= 0,013, Exp (B)=25,73 CI: 1,996—332,245). Kesimpulan: Dukungan tenaga kesehatan sebagai faktor dominan dalam perilaku IMD perlu mendapatkan perhatian dari pemangku kebijakan. Tenaga kesehatan dan pelayanan perlu ditingkatkan kapasitasnya agar dapat berperan optimal dalam peningkatan kesadaran ibu nifas untuk melakukan IMD dalam 6 jam pertama kelahiran. Kata kunci: ibu; nifas; inisiasi dini; menyusu
Copyrights © 2023