Penelitian ini mengkaji makna dan pengaplikasian ornamen pada langit-langit bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon, sebuah warisan budaya bersejarah yang bernilai tinggi bagi masyarakat Indonesia. Ornamen tersebut memiliki signifikansi khusus dalam konteks sejarah dan budaya, membuka wawasan tentang pandangan hidup dan kepercayaan masyarakat masa lampau. Penelitian ini mengambil pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi literatur dan observasi sebagai metode pengumpulan data primer. Fokus subjek penelitian adalah ornamen floral di sekitar Keraton Kasepuhan, yang terletak di Cirebon, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keraton Kasepuhan, didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana, memiliki pengaruh kebudayaan Mesir yang tercermin dalam motif ornamen bunga teratai yang ditemukan pada langit-langit, jendela, dan pintu bangunan keraton. Ornamen ini mengandung makna kemurnian dan kebesaran dalam kerangka ketatanegaraan. Motif bunga teratai menjadi lambang simbolis kemurnian yang tidak tercela, serta mencerminkan proses akulturasi budaya dengan Mesir dan pemahaman filsafat hayyun ila ruhin (hidup tanpa roh). Simbol ornamen ini juga mengungkap toleransi dan interaksi budaya yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ornamen pada langit-langit Keraton Kasepuhan memiliki nilai estetika dan makna budaya yang dalam. Ornamen ini adalah ekspresi seni dan kreativitas masyarakat masa lalu, mencerminkan pandangan hidup dan nilai-nilai yang relevan dalam konteks sejarah. Melalui pemahaman makna ornamen ini, penelitian ini memberikan kontribusi pada pemeliharaan dan pemahaman lebih lanjut terhadap warisan budaya Keraton Kasepuhan Cirebon. Kata Kunci : Akulturasi, Bunga Lotus, Keraton Kasepuhan Cirebon, Ornamen
Copyrights © 2023