Di era sekarang ini, penggunaan pakaian bekas menjadi fenomena sosial yang umum dalam kehidupan. Pada umumnya remaja menganggap pakaian bekas untuk memenuhi gaya hidup yang dijadikan sebagai fesyen dalam kebutuhan sehari-hari. Saat ini, pakaian bekas tidak hanya menjadi komoditas yang dipandang sebelah mata, namun juga memiliki nilai tersendiri bagi konsumen remaja. Bagi remaja, fesyen tidak hanya sebagai kebutuhan, tetapi juga pendukung eksistensi diri yang hanya mementingkan penilaian sosial dan digunakan sebagai konsep pengembangan diri, karena dengan fesyen remaja dapat mengekspresikan dirinya. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis eksistensi diri remaja dalam penggunaan pakaian bekas (studi kasus pada konsumen thrifting Pajak Melati Medan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi diri yang menjadi faktor pemenuhan gaya hidup dalam menggunakan pakaian bekas atau thrifting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan teknik pengumpulan data yang terdiri dari wawancara dan studi literatur terdahulu.
Copyrights © 2023