ABSTRAK Latar belakang : Menurut World Health Organisation (WHO) setiap tahunnya terjadi kematian akibat luka bakar sekitar 180.000 jiwa. Indonesia mencatat kasus luka bakar akibat api sekitar 53,1%. Fibroblas berperan pada sintesis kolagen fase proliferasi penyembuhan luka bakar. Penggunaan bahan alam seperti madu merupakan salah satu tatalaksana dalam penyembuhan luka bakar dan sediaan obat berupa gel bersifat dingin dan mengurangi rasa nyeri. Provinsi Riau menghasilkan berbagai jenis madu salah satunya madu hutan akasia.. Tujuan : untuk mengetahui efektivitas gel madu hutan akasia terhadap jumlah fibroblas pada penyembuhan luka bakar pada tikus putih. Metode : eksperimental dengan Randomized Post Only Control Group Design. Hasil : didapatkan rerata jumlah fibroblas hari ke-7 pada kelompok gel madu 20%, 60%, dan 80%, serta kelompok kontrol negatif dan positif adalah 186,40 + 59,411; 206,80 + 48,132; 203,40 + 44,472 111,60 + 28,413; 178,20 + 74,258; dengan p < 0,05. Sedangkan rerata jumlah fibroblas hari ke-14 adalah 122.60 + 46,683; 189.80 + 78,049; 268.60 + 38,201; 143.80 + 17,196; 117.60 + 71,640 dengan nilai p < 0,05. Kesimpulan : gel madu hutan akasia dapat meningkatkan jumlah rata-rata fibroblas secara bermakna dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif
Copyrights © 2023