ABSTRAK Pendahuluan: Craniotomy adalah prosedur operasi untuk membuka bagian tengkorak (cranium) dengan tujuan memperbaiki dan mengetahui kerusakan yang ada di otak. Tindakan ini dilakukan karena adanya tumor otak, hematoma, trauma ataupun infeksi pada otak. Kondisi ini bisa menimbulkan probematik fisioterapi akibat tirah baring yang lama, diantaranya penurunan lingkup gerak sendi, atrofi, gangguan pernafasan, penurunan kemampuan fungsional, dan produksi sputum atau dahak berlebihan. Manajemen fisioterapi yang diberikan kepada pasien post craniotomy yang mengalami retensi sputum adalah chest fisioterapi, yaitu Deep Breathing Exercise, tapotement, vibration. Tujuannya untuk meningkatkan respirasi dan mengeluarkan sputum yang ada di dalam paru-paru akibat tirah baring. Intervensi lain yang diberikan yaitu pasif exercise yang dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya perlengketan jaringan dan memelihara elastisitas otot. Tujuan: untuk mengetahui efektifitas chest fisioterapi, yaitu Deep Breathing Exercise, tapotement, vibration untuk mengurangi sesak napas dan mengeluarkan sputum pada pasien post craniotomy. Metode Penelitian : Studi yang dilakukan saat ini menggunakan single-subject research dengan pendekatan desain ABA. Hasil : adanya penurunan sesak napas yang diukur dengan borg scale dan adanya peningkatan kemampuan fungsional. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa chest fisioterapi ( deep breathing exercise, tapotement, vibration) efektif dalam mengurangi sesak napas dan mengeluarkan sputum pada pasien dengan kondisi post craniotomy. Kata kunci : Craniotomy, Retensi Sputum, Chest Fisioterapi
Copyrights © 2023