Penelitian ini bertujuan melihat posisi naskah Bila Malam Bertambah Malam dalam polemik budaya masyarakat Bali. Hal in tidak lepas dari masalah budaya yang didasari atas perbedaan kasta, khususnya mengenai posisi perempuan dalam pernikahan beda kasta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatid. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi sastra. Sumber data yang digunakan sebagai objek material adalah naskah lakon Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. Data dikumpulan dengan metode simak catat dan dianalisis dengan Teknik analisis dokumen. Hasil penelitian ini adalah 1) naskah BMBM merepresentasikan konflik budaya sebagai motif perlawanan budaya. Konflik budaya didasari atas perbedaan kasta yang menghasilkan diskriminasi dan polemik pernikahan perempuan; 2) Perlawanan budaya cenderung dilakukan dengan cara terbuka dan tertutup. Perlawanan terbuka dilakukan secara langsung yaitu komunikasi antar kelompok yang bertikai. Perlawanan tertutup dilakukan dengan proses perencanaan. Di dalam BMBM, tokoh yang melakukan perencanaan untuk menentang sistem kasta adalah Ngurah dan Nyoman. Perlawanan tertutp yang dilakukan didasari atas terbukanya pemikiran akibat adanya asimilasi budaya; dan 3) secara tidak langsung, BMBM hadir sebagai bagian dari perlawanan pengarang terhadap polemik yang ada. Sastra menjadi media perlawanan budaya secara tertutup karena sastra akan bekerja ketika muatan di dalamnya berterima oleh pembaca. Sastra sebagai media perlawanan budaya bekerja pada tataran ideologis seperti halnya sistem kasta yang juga bergerak pada tataran ideologis.
Copyrights © 2021