Lanjut usia di Indonesia telah mengalami peningkatan darisebelumnya yaitu sekitar 24 juta dan tahun 2020 diperkirakan akanmeningkat sekitar 30-40 juta jiwa. Seiring dengan meningkatnyapopulasi lansia, hal ini menyebabkan permasalahan tersendiri danbiasa disebut dengan syndrome geriatrie. Salah satunya yang terjadipada lansia adalah penurunan fungsi kognitif atau daya ingat.Semakin bertambahnya umur lansia cenderung akan mengalamipenurunan fungsi kognitif yang berakibat menggangu aktifitassehari-hari yang serta menurunkan kualitas hidup sehingga perlumenjadi perhatian bersama baik keluarga maupun masyarakatsekitarnya sehingga diperlukan kegiatan peduli demensia padalansia dengan memberdayakan keluarga, masyarakat untuk ikutdalam pemeliharaan dan perawatan kesehatan lansia salah satunyaadalah melalui kegiatan posyandu lansia. Masalah yang seringterjadi di posyandu lansia adalah kurangnya pengetahuan kadertentang gizi untuk mencegah demensia lansia dan masih sedikitnyakader yang mampu mengkreasikan menu pemberian makanantambahan (PMT) bagi lansia untuk mencegah demensia. Tujuanpengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkanpengetahuan kader tentang demensia melalui pendidikan dan bukugizi. Jumlah responden sebanyak 30 responden yang terdiri dari 16dari kader posyandu Amarta Kadipiro dan 14 orang dari kaderposyandu Sari Waluyo Kadipiro Surakarta. Hasil uji diketahuibahwa ada perbedaan nilai pengetahuan responden sebelum dansesudah pemberian pendidikan dan buku menu gizi (p= 0,031). Nilairerata pengetahuan sebelum pemberian pendidikan dan buku menugizi sebesar 62,67 ± 26,12 dan nilai sesudah sebesar77,33 ± 22,12.Kesimpulannya pendidikan dan buku menu gizi dapat meningkatkanpengetahuan kader tentang gizi untuk mencegah demensia lansia.
Copyrights © 2019