Dismenore dapat dikenal dengan nyeri haid yang sering dialami oleh gadis remaja pada saat menstruasi sehingga berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari karena menyebabkan seorang menjadi lemas, tidak bertenaga dan kurang konsentrasi. Dismenore banyak dialami oleh perempuan yang mengalami kegelisahan, ketegangan dan kecemasan. Dismenore dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu aktivitas fisik. Dismenore akan meningkat, seiring dengan kurangnya aktivitas fisik yang berdampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen berkurang yang menyebabkan nyeri. Dengan beraktivitas akan merangsang produksi hormon endorfin yang dapat menurunkan sensitivitas terhadap nyeri dan akan memperlancar aliran darah sehingga mengurangi rasa sakit yang dirasakan saat menstrusasi. Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan tingkat dismenore pada siswi kelas XII SMK Negeri 2 Godean.Desain penelitian deksriptif korelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Subjek penelitian adalah siswi kelas XII yang mengalami dismenore dengan sampel 51 responden, dengan variabel bebas aktivitas fisik dan variabel terikat tingkat dismenore. Pengambilan data menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnaire for Adolescence (PAQ-A) dan kuesioner Dismenore. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kendall Tau. Menunjukkan bahwa Aktivitas Fisik dengan kategori rendah sebanyak 25 responden (49,0%), sedangkan Tingkat Dismenore dengan kategori pada tingkat sedang sebanyak 24 responden (47,1%). Hasil analisis Kendall Tau didapatkan nilai p.value 0,000 dengan koefisien korelasi sebesar -0,616 menunjukkan keeratan hubungan kuat. Terdapat hubungan yang signifikan aktivitas fisik dengan tingkat dismenore pada siswi kelas XII SMK Negeri 2 Godean.
Copyrights © 2020