Ternate termasuk daerah rawan bencana gunung berapi, banjir lahar dingin, tsunami, dan gempa bumi.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem penanggulangan bencana yang ada di Kota Ternate.Sumber data berasal dari aparat instansi terkait yang mempunyai tugas dan fungsi penanggulanganbencana, serta relawan yang sedang bertugas di posko. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,observasi, FGD, dan telaah dokumen. Data yang terkumpul dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitianmenunjukkan meskipun telah ada BPBD, mekanisme kerja sistem jaringan penanggulangan bencana masihberpedoman pada Prosedur Tetap (Protap) Satlak PB yang terdiri dari 6 (enam) komponen yakni transportasi,peralatan, logistik dan konsumsi, informasi/ komunikasi dan publikasi, kesehatan, dan keamanan. Denganterbentuknya BPBD, koordinasi penanggulangan bencana dirasa menurun. Hal ini terkait anggapan dariaparat SKPD dan relawan dengan terbentuknya BPBD, tugas dan wewenang penanggulangan bencanamenjadi tanggungjawab BPBD. Oleh karena itu disarankan untuk menyusun protap baru dengan menambahjaringan personil dan dilakukan sosialisasi atas kewenangan BPBD agar penanggulangan bencana termasukpenanganan korban dapat dilakukan lebih optimal.Kata kunci: sistem jaringanâpenanggulangan bencanaâkota ternate.
Copyrights © 2014