Cloth is one of the artistic expressions of man. The practice of weaving, knitting, and embroidering is a home craft practice dominated by women in various parts of the world, including Indonesia. The research was conducted by observing the practice of using natural dyes carried out by weaver mamas in East Nusa Tenggara, especially Lomblen, Southwest Sumba, and Flores. The search for this practice, taking a woman’s perspective through a deep observation of the studio practices I did. Using the approach of decolonial feminism, this writing aims to reclaim awareness of knowledge that originated in the domestic space. The search results offer discourse related to the decolonization of women’s thought in producing knowledge and maintaining culture.------------------------------------------------------------------------------------------------Kain merupakan salah satu ekspresi artistik manusia. Praktik menenun, merajut, menyulam adalah praktik kriya rumahan yang didominasi perempuan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Meskipun dilakukan oleh perempuan di ruang domestik yaitu rumah, praktik tersebut tidak serta merta mengurung atau mendomestikasi perempuan di Indonesia. Pemahaman tersebut sama sekali berbeda dengan konstruksi budaya yang telah menyusup dalam kehidupan modern. Penelusuran praktik ini, mengambil perspektif perempuan melalui pengamatan yang mendalam melalui praktik studio yang saya lakukan. Tulisan ini bertujuan merebut kembali kesadaran atas pengetahuan yang berawal dari ruang domestik. Hasil penelusuran yang menawarkan wacana terkait dekolonisasi pemikiran perempuan dalam memproduksi pengetahuan dan memelihara kebudayaan.
Copyrights © 2023