Tahun 2020 menjadi sejarah buruk untuk perekonomian Indonesia. Pandemi covid 19 berdampak pada APBD Provinsi Jawa Timur menurun kurang lebih 5% dari target awal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, Penelitian ini dari data sekunder Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah di Wilayah Gerbangkertosusila tahun 2017-2021. Penelitian ini menggunakan skala Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Derajat Desentralisasi, Rasio Kemandirian, Rasio Efektivitas, dan Rasio Efisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja APBD pemerintah daerah di wilayah Gerbangkertosusila dengan skala rasio keuangan. Hasil dari rata-rata rasio ketergantungan Gerbangkertosusila sebelum pandemi Kota Surabaya paling terendah 35% sedangkan ketergantungan paling tinggi Kabupaten Bangkalan 84%. Semasa pandemi paling terendah Kota Surabaya 37%, sedangkan paling tinggi Kabupaten Bangkalan 83%. Hasil dari rata-rata rasio derajat desentralisasi Gerbangkertosusila sebelum pandemi paling rendah Kabupaten Bangkalan 12%, paling tinggi Kota Surabaya 62%. Sedangkan semasa pandemi paling rendah Kabupaten Bangkalan 11%, paling tinggi Kota Surabaya 57%. Hasil dari rata-rata rasio kemandirian Gerbangkertosusila sebelum pandemi paling rendah Kabupaten Bangkalan 14%, paling tinggi Kota Surabaya 178%. Sedangkan semasa pandemi paling rendah kabupaten Lamongan 28%, paling tinggi Kota Surabaya 157%. Hasil dari rata-rata rasio efektivitas Gerbangkertosusila sebelum pandemi paling rendah Kabupaten Bangkalan 69%, paling tinggi Kota Surabaya 145%. Sedangkan semasa pandemi paling rendah Kota Surabaya 87%, paling tinggi Kabupaten Bangkalan 122%. Hasil dari rata-rata efisiensi Gerbangkertosusila sebelum pandemi paling rendah Kabupaten Bangkalan 25%, paling tinggi 86%. Sedangkan semasa pandemi paling rendah Kabupaten Bangkalan 27%, paling tinggi Kota Surabaya 85%.
Copyrights © 2023