Rambusa (Passiflora foetida L.) adalah tanaman liar merambat yang sering ditemui di daerah seperti rawa dan pinggiran sungai. Daun tanaman rambusa ini mempunyai fungsi alternatif sebagai anti hipertensi dan anti diabetes. Penelitian ini bertujuan membandingkan karakteristik sensoris teh yang dihasilkan dari dua metode handmade yang berbeda, yaitu metode sangrai dan metode blanching. Bahan utama teh menggunakan sampel dari Desa Babulu Darat, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Penelitian ini dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap untuk membandingkan karakteristik sensoris teh yang dihasilkan dari dua metode handmade. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 6 ulangan. Parameter yang diamati adalah karakteristik keseluruhan sensoris hedonik teh yang dihasilkan meliputi warna, aroma, tekstur untuk teh dan warna, aroma, rasa untuk seduhannya. Skala yang digunakan adalah 1-5 yang menunjukkan sangat tidak suka, tidak suka, agak suka, suka, dan sangat suka. Data dianalisis dengan uji Uji Wilcoxon. Respons sensoris hedonik performance bentuk teh daun rambusa yang dihasilkan dengan metode sangrai secara nyata (p0,05) mendapatkan respons sensoris lebih tinggi tinggi (skor 4, suka) dibanding teh yang dihasilkan dengan metode blanching (skor 3, agak suka). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode tersebut dapat digunakan, tetapi metode sangrai menghasilkan teh dengan sifat sensoris hedonik yang lebih disukai.
Copyrights © 2023