Guncangan psikologis yang dialami perempuan warga binaan lembaga pemasyarakatan, terutama pada masa pandemi Covid-19 menuntut mereka memiliki resiliensi yang baik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiliensi warga binaan perempuan yang mencakup aspek kegigihan, kekuatan, dan optimisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif terhadap 52 orang (24,85%) dari 218 warga binaan yang dipilih melalui simple random sampling. Data dikumpulkan melalui angket dengan skala resiliensi yang telah diuji dengan validitas isi dan uji reliabilitas cronbatch alpha. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang menganalisis persentase, rentang, dan modus, serta statistik inverensial penaksiran proporsi untuk menarik generalisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat resiliensi responden merentang dari rendah hingga sedang. Sebagian besar responden memiliki tingkat kegigihan sedang (57.69%), tingkat kekuatan sedang (69,23%), dan tingat optimisme sedang (65,23%). Secara keseluruhan, 64,05% responden memiliki tingkat resiliensi sedang, sisanya (35,95%) memiliki resiliensi rendah. Pada populasi, perempuan yang memiliki resiliensi rendah diperkirakan antara 22,91% hingga 48,99% (α = 0.05). Tingkat resiliensi yang rendah dapat berpengaruh buruk pada kesehatan mental dan menghambat proses rehabilitasi mereka. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, peneliti merekomendasikan program Peningkatan Resiliensi Warga Binaan Perempuan Lembaga Pemasyarakatan.
Copyrights © 2022