Voice of Democracy merupakan salah satu dari tujuh tema Proyek Penguatan Profil Mahasiswa Pancasila atau P5 sebagai upaya mewujudkan profil mahasiswa pancasila dengan menggunakan paradigma pembelajaran baru berbasis proyek. (Kemendikbud, Ristek, 2021). Voice of Democracy merupakan tema yang strategis untuk mengenalkan kepada mahasiswa sebagai subjek pembelajaran agar terbiasa dengan sikap-sikap demokratis, seperti: berpikir kritis, kebebasan berekspresi dan bersikap egaliter. Dalam hal menempatkan manusia sebagai subjek dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, serta mendorong aktualisasi potensi manusia secara optimal, perspektif humanisme Ki Hajar Dewantara sedikit banyak dapat membantu para siswa dalam mengembangkan karakter mereka dengan Pancadarma Taman Siswa yang terdiri dari asas kemerdekaan berketuhanan, kebangsaan, dan kemanusiaan. (Pelu, Musa, 2020). Ki Hajar Dewantara mengembangkan sikap egaliter atau kesetaraan dalam pendidikan. Baginya, pendidikan harus terbuka terhadap keberagaman dan dapat diakses oleh siapa saja tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial, ekonomi, maupun budaya dengan lima unsur, yaitu: 1) Kesetaraan, 2) Inklusifitas, 3) Keaslian, 4) Pembelajaran yang berpusat pada siswa, 5) Kebebasan Fisik dan Mental. (Aryati, Aryati, 2023). Artikel ini berusaha untuk mengeksplorasi dan menganalisis relevansi perspektif Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan humanisme di masa kini.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yang mencoba mendalami konsep pendidikan kritis Paulo Freire: Penyadaran dan Pembebasan (Aryati, Aryati, 2023) dan konsep pendidikan empatik Carl Rogers yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis seberapa relevan dan signifikan sumbangsih perspektif Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan humanisme terhadap Proyek Suara Demokrasi.  Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Kajian pustaka bertujuan untuk menyajikan pemahaman yang mendalam dengan cara mengeksplorasi literatur yang relevan dengan konsep pembahasan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, perspektif Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan humanis, jika ingin digunakan sebagai kerangka acuan teoritis bagi proyek Suara Demokrasi, perlu dilengkapi dan dipertajam dengan konsep pendidikan empatik-kritis yang disingkat "Titis".
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023