Penelitian ini dilatarbelakangi keunikan dan pelestarian Kesenian Bakoncong. Alat musik yang digunakan terdapat Bilola, Rabana serta syair dalam bahasa Suku Dayak Salako Tua. Kelestarian Kesenian Bakoncong hingga saat ini dibawakan oleh pemusik yang berusia 50 tahun keatas. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan Melodi Pengiring Dan Makna Syair Kesenian Bakoncong. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, bentuk penelitian kualitatif, pendekatan musikologi dan semantik, sumber data penelitian berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap narasumber Felicia Conen, Nek Kumam dan Martina Supen. Teknik menguji keabsahan data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, perpanjangan pengamatan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Hubermas. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa Melodi pengiring menyesuaikan nada pada syair, divariasikan menurut kepiawaian seorang pemain Bilola, nada dasar, tangga nada maupun jarak nada tidak ditentukan dan dimainkan berulang-ulang pada tiap dua bait syair tanpa berhenti dari awal hingga akhir. Tangga nada yang digunakan Melodi Pengiring pada penelitian ini adalah tangga nada mayor Es(3b), memiliki satu akord Bb7/D, birama 4/4. Syair Kesenian Bakoncong mengandung makna dan pesan berkaitan dengan kehidupan masyarakat Suku Dayak Salako dalam memanjatkan doa kepada Jubata(Tuhan) serta usaha untuk menggapai suatu keinginan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan referensi kepada pembaca serta calon peneliti selanjutnya baik itu pengetahuan tentang adat istiadat yang terdapat di Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas dan pengetahuan tentang musik serta syair yang terdapat dalam kesenian Bakoncong pada masyarakat suku Dayak Salako di Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas. Kata kunci: Bakoncong, Suku Dayak Salako, Melodi Pengiring dan Makna Syair
Copyrights © 2022