Cengkeh (Eugenia aromaticum L.) merupakan salah satu tanaman rempah asli Indonesia yang berasal dari kepulauan Maluku. Saat ini permintaan akan produk cengkeh terus meningkat tetapi produksi dan mutu cengkeh yang dihasilkan justru cenderung menurun. Benih cengkeh merupakan benih rekalsitran dengan kandungan kadar air yang tinggi dan tidak memiliki masa dorman. Kemunduran benih rekalsitran akan sangat dipengaruhi oleh kadar air benih, karena air merupakan faktor utama dalam proses fisiologi benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemunduran benih cengkeh setelah pengeringan dan mengkaji hubungan lama pengeringan terhadap kadar air kritikal benih. Penelitian ini dilakukan dua tahap, tahap pertama uji viabilitas kecambah di pesemaian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu perbedaan lama waktu pengeringan, tahap kedua yaitu uji viabilitas bibit menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu lama waktu pengeringan, benih yang dipindahkan adalah benih yang berkecambah normal pada tahap pertama. Hasil penilitian menujukkan bahwa benih cengkeh tanpa pengeringan tidak mengalami kemunduran tetapi dengan pengeringan benih yang semakin lama mengakibatkan mutu benih semakin menurun, ditandai dengan persentase daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, luas segitiga stamina dan indeks vigor hipotetik yang semakin menurun. Pengeringan benih cengkeh selama 15 jam menyebabkan penurunan kadar air sampai 41,1%, dan pada kondisi tersebut benih cengkeh mencapai kadar air kritikal.
Copyrights © 2019