Banyak orang harus bangun lebih pagi sebelum matahari terbit karena tuntutan pekerjaan, sekolah, atau agama. Hal ini kemungkinan akan memengaruhi irama sirkadian. Tujuan penelitian mencari perubahan irama sirkadian pada orang yang bangun dini hari melalui perubahan suhu inti tubuh, dan perubahan proses homeostasis. Metode penelitian analitik pendekatan potong lintang, sampel penelitian 18 mahasiswa FKIK Ukrida angkatan 2016-2019 (21-24 tahun). Dibagi menjadi 2 kelompok, 13 subjek bangun jam 4-5 pagi (kelompok A) dan 5 subjek bangun jam 6-7 pagi (kelompok B). Suhu inti tubuh subjek diukur dengan termometer digital di ketiak setiap jam bangun selama 3 hari berturut-turut. Subjek mengisi kuesioner Epsworth Sleepiness Scale versi bahasa Indonesia. Analisis statistik menggunakan Chi-square. Hasil penelitian pada kelompok A suhu tubuh maksimum tercapai pada jam 18.00, kelompok B jam 19.00. Pada kelompok A circadian dip pada pukul 13.00, kelompok B pukul 15.00. Kelompok A 84,6% mengantuk berlebihan, kelompok B hanya 20% (p=0,022). Hasil penelitian sesuai perkiraan bahwa terjadi perubahan irama sirkadian pada orang yang bangun dini. Simpulan terjadi phase advance 1-2 jam irama sirkadian subjek bangun dini. Jadi sinar matahari tidak cukup kuat untuk entrainment pada subjek yang bangun dini. Selain itu subjek yang bangun dini lebih banyak mengalami mengantuk berlebihan sehingga menggambarkan pengaruh proses homeostasis.
Copyrights © 2022