Peningkatan kasus human immunodeficiency virus (HIV) menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia. TB menjadi infeksi opportunistik terbanyak pada orang dengan HIV/AIDS. Intergrasi layanan TB dan HIV dengan meningkatkan capaian tes HIV pada pasien TB adalah rekomendasi global sebagai upaya pengendalian program HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan provider initiated HIV testing and counseling (PITC) pada pasien TB di Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah 25 petugas TB/ HIV puskesmas di Kabupaten Blora dengan informan triangulasi dari Dinas Kesehatan Blora, klinik VCT RSUD Blora dan pasien TB. Hasil penelitian dianalisis dengan content analysis dan disajikan sesuai tujuan penelitian. Cakupan tes HIV pada pasien TB meningkat signifikan setelah pelaksanaan PITC di Puskesmas dari <1% menjadi 36,5%. Hasil penelitian menemukan bawah layanan tes HIV di puskesmas adalah skrining HIV dengan rapid tes pertama yang memerlukan rujukan ke klinik VCT untuk konfirmasi status HIV pasien TB. Pelaksanaan prosedur dan prinsip tes HIV seperti konseling pra dan pasca tes belum memadai, dan tidak semua puskesmas memberikan informed consent sebelum tes HIV. Pasien TB memiliki persepsi positif terkait tes HIV meskipun terdapat kekhawatiran dengan hasil tesnya. Penguatan prosedur dan prinsip tes HIV pada pasien TB diperlukan di tingkat puskesmas serta pelatihan komunikasi untuk meningkatkan kepercayaan diri petugas dalam melakukan konseling.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023