Dalam era industri seperti sekarang, industri kimia mengalami pertumbuhan yang meningkat, yang mengakibatkan peningkatan permintaan akan bahan baku industri, bahan kimia, dan tenaga kerja. Salah satu bahan baku yang dibutuhkan dalam industri kimia adalah produk turunan dari jagung. Di Indonesia, produksi jagung selama lima tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49% per tahun. Dalam konteks produksi jagung yang besar ini, penggunaan jagung yang berlebihan menyebabkan peningkatan limbah tongkol jagung yang berpotensi mencemari lingkungan. Tongkol jagung yang mengandung senyawa karbon tinggi, terutama selulosa (41%) dan hemiselulosa (36%), menunjukkan bahwa tongkol jagung dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Melihat banyaknya kebutuhan karbon aktif didalam negeri maka direncanakan pendirian pabrik karbon aktif di Indonesia. Pendirian pabrik karbon aktif ini mempunyai prospek yang bagus di masa mendatang baik untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri maupun untuk ekspor. Analisis ekonomi pada pendirian pabrik karbon aktif bertujuan untuk menunjukkan kelayakan pendirian pabrik karbon aktif dari bahan baku tongkol jagung dengan kapasitas 38.000 ton/tahun dan mengidentifikasi potensi keuntungan dari pabrik tersebut. Hasil perhitungan analisis ekonomi menunjukkan bahwa Total Capital Investment (TCI) pabrik ini sebesar Rp278.512.508.590,69 sedangkan Total Production Cost (TPC) sebesar Rp253.802.470.649,73. Laba kotor yang dihasilkan adalah Rp126.197.529.350,00 dan laba bersih sebesar Rp82.334.394.078,00. Tingkat pengembalian modal (ROI) sebelum dan sesudah pajak adalah masing-masing 57% dan 37%. Pabrik ini akan mencapai titik impas (BEP) pada kapasitas sebesar 42,3%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, prarancangan pabrik kimia ini dianggap layak untuk didirikan.
Copyrights © 2023