Anemia adalah masalah gizi yang sering terjadi di negara berkembang dengan prevalensi terbesar adalah pada anak-anak dan wanita usia subur (15-49 tahun). Kejadian anemia pada wanita usia subur (WUS) adalah 30 persen. Target WHO pada tahun 2025 terjadi penurunan anemia pada WUS yaitu 25 persen. Angka kejadian anemia pada WUS di Indonesia adalah 35,3 persen. Kejadian anemia pada WUS akan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi yaitu melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan komplikasi lain selama kehamilan, persalinan dan nifas. Hasil penelitian Sukidjo (2016) bahwa anemia gizi besi paling banyak di tanggulangi dengan konsumsi zat besi. Menurut beberapa penelitian daun kelor (moringa oliefera) adalah sebagai salah satu sumber zat besi. Daun kelor (moringa oliefera) dikenal mempunyai berbagai macam kandungan gizi. salah satunya adalah zat besi, protein, vitamin A, Vitamin C, kalium dan kalsium. Daun kelor menjadi alternatif untuk mengatasi kondisi anemia karena memiliki kandungan zat besi sebesar 28,2 mg. Daun kelor juga menjadi alternatif untuk pengobatan karena dipercaya mengandung berbagai zat antioksidan. Tujuan : dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas peningkatan kadar hemoglobin dengan megonsumsi ekstrak daun kelor. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan rancangan pre post test design. Dengan observasi yang dilakukan pada sampel sebelum dan sesudah mengkonsumsi ekstrak daun kelor. Sampel pada penelitian ini adalah 15 sampel remaja putri. Hasil : Dengan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hb sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kelor. Dengan hasil p value 0,009 < 0,005. Berdasarkan p value tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ektrak daun kelor efektif untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri.
Copyrights © 2022