Jurnal Ilmu Lingkungan
Vol 22, No 3 (2024): May 2024

Pemetaan Kawasan Berpotensi Mengalami Kekeringan Berdasarkan Kondisi Ketersediaan Airtanah Tersedia (KAT) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Jihan Ainur Rohma (Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Surabaya)
Yulfiah Yulfiah (Master Program of Environmental Engineering, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya, Indonesia 60117)



Article Info

Publish Date
28 Mar 2024

Abstract

Kekeringan adalah peristiwa alam yang mengakibatkan berkurangnya cadangan air di dalam tanah. Air yang dibutuhkan untuk keperluan keseharian masyarakat, termasuk untuk pertanian dan peternakan. Faktor penentu pemenuhan kebutuhan tersebut adalah curah hujan dan Ketersediaan Airtanah (KAT). Terkait hal tersebut, dilakukan penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan informasi spasial dan temporal terkait kekeringan dan pengaruh air hujan terhadap KAT. Penelitian menggunakan data hujan selama 30 tahun atau tiga dekade, yaitu pada rentang tahun 1992-2021. Data diperoleh dari 28 pos hujan dan satu Stasiun BMKG di Kabupaten Sidoarjo. Data temperatur udara di pos hujan diperoleh melalui perhitungan dengan persamaan Thornwaithe dan Matter. Data temperatur didapatkan dari Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo, sebagai Stasiun BMKG terdekat dengan Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari tahun ke tahun suhu udara referensi cenderung meningkat. Peningkatan suhu mencapai 1,5oC selama kurun waktu 30 tahun. Persentase Airtanah Tersedia (ATS) tertinggi pada dekade pertama, kedua, dan ketiga, terjadi di bulan Januari hingga April, yaitu sebesar 100%. KAT tertinggi dijumpai di Banjarkematren, Bono, Ketegen, Klagen, Sedati, Sidoarjo, Sruni, Stamet Juanda, dan Sumput. Sedangkan nilai ATS pada kategori kurang dan sangat kurang terjadi pada bulan Juli hingga November. Dengan kata lain, potensi kekeringan di daerah penelitian diperkirakan terjadi pada rentang bulan Juli hingga Nopember, yaitu pada saat nilai ATS dalam kategori kurang dan sangat kurang, khususnya di daerah Kedungcangkring, Porong, Watutulis, dan Ketintang.

Copyrights © 2024