ABSTRAKGangguan jiwa dengan jumlah paling banyak yang dialami oleh penduduk di dunia adalah Skizofrenia. Kementerian Kesehatan RI, menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta yang terdiri dari pasien perilaku kekerasan. Semakin tingginya angka kekambuhan pasien skizofrenia dengan perilaku kekerasan di rumah sakit jiwa menyebabkan perawatan pasien perilaku kekerasan merupakan prioritas utama untuk mengurangi frekuensi kekambuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi factor-faktor penyebab, frekuensi kekambuhan, dan hubungan ekspresi emosi keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien perilaku kekerasan. Peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh keluarga yang anggota keluarganya pernah dirawat dengan diagnose skizofrenia di RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta yaitu 211 orang dengan jumlah sample 76 orang dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada responden dan dengan wawancara langsung kepada responden. Hasil penelitian ini dianalisis secara univariat dengan mayoritas ekspresi emosi keluarga rendah (59,2%) dan mayoritas frekuensi kekambuhan pasien yaitu lebih dari 1 kali (75%). Setelah dianalisa bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan hasil yaitu ada hubungan ekspresi emosi keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien perilaku kekerasan (p value = 0,014). Saran peneliti agar petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien perilaku kekerasan yang berkunjung ke RS. Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tentang perawatan dan penanganan perilaku kekerasan, agar keluarga mampu mengontrol ekspresi emosi.Kata kunci: Perilaku kekerasan, ekspresi emosi, kekambuhanABSTRACTThe most mental disorder experienced by people in the world is schizophrenia. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia stated that there are 2.5 million people with mental disorders in Indonesia, consisting of violent behavior patients. The high recurrence rate of schizophrenic patients with violent behavior in mental hospitals makes treating patients with violent behavior a top priority to reduce the frequency of recurrences. This study aims to determine the distribution of causal factors, recurrence frequency, and the relationship between family emotional expressions and the frequency of recurrence in violent behavior patients. Researchers used a descriptive correlation research design with a cross sectional approach. The population in this study were all families whose family members had been treated with a diagnosis of schizophrenia at the hospital. Dr. Soeharto Heerdjan Mental Hospital Jakarta, namely 211 people with a sample size of 76 people with a purposive sampling technique. Data collection techniques using questionnaires given to respondents and by direct interviews with respondents. The results of this study were analyzed univariately with the majority of low family emotional expressions (59.2%) and the majority of the patient's recurrence frequency was more than once (75%). After bivariate analysis with the Chi-Square test, it was found that there was a relationship between family emotional expressions and the frequency of recurrence in violent behavior patients (p value = 0.014). Researchers suggest that health workers provide health education to the families of violent behavior patients who visit the hospital. Dr. Soeharto Heerdjan Mental Hospital regarding the treatment and handling of violent behavior, so that families can control emotional expression. Keywords: Violent behavior, emotional expression, recurrence
Copyrights © 2019