pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran berawal dari satu masalah dan memecahkan masalah adalah tujuan dari masing-masing pelajaran sehingga keterampilan yang dimiliki bukan merupakan hasil mengingat konsep, karena guru hanya berperan sebagai fasilitator. kemampuan berpikir analitis mencakup kemampuan siswa menggunakan pemikiranlogis untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, merancang dan menguji solusi,serta membuat rencana. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan tujuan melakukan percobaaan untuk mengetahui kausalitas yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan dengan mengontrol atau memanipulasi suatu kondisi tertentu.Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA di Kabupaten Bima dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu cluster random sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari X1; model pembelajaran problem based learning, X2; self efficacy, dan Y; berpikir analitis. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu tes, angket, dan observasi. Nilai rata-rata kemampuan berpikir analitis yang diperoleh siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning (????̅ = 83) lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional (????̅ = 81). Berdasarkan tingkat self efficacy, rata-rata kemampuan berpikir analitis siswa yang memiliki self efficacy tinggi (????̅ = 84,36) memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki self efficacy sedang dan rendah. Nilai tertinggi kemampuan berpikir analitis dicapai oleh kelompok siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran problem based learning dan memiliki self efficacy tinggi sebesar 86,27 dan nilai terendah yaitu sebesar 76,6 dicapai oleh kelompok siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan memiliki self efficacy rendah
Copyrights © 2024