Pada sistem budi daya udang intensif, penggunaan kincir air menjadi salah satu kunci keberhasilan budi daya. Kincir air memegang peranan penting dalam penyediaan oksigen terlarut untuk kehidupan udang. Saat ini, kincir air yang banyak digunakan adalah yang menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya dan menghabiskan sekitar 14-15% dari biaya total yang dibutuhkan selama masa pemeliharaan. Hal inilah yang membuat para pembudidaya membutuhkan biaya operasional yang tinggi untuk menggunakan kincir air. Oleh sebab itu, menjadi penting untuk menganalisis kebutuhan biaya listrik untuk budi daya udang vaname dengan sistem intensif; menganalisis persentase penurunan biaya dengan penerapan solar panel sebagai penggerak kincir pada budi daya udang vaname; dan menganalisis parameter finansial pada budi daya udang vaname yang menggunakan solar panel sebagai pengganti listrik. Penelitian ini telah dilakukan selama dua siklus budi daya pada tambak udang vaname di Kabupaten Jembrana, Bali menggunakan metode survei dan pengamatan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan penggunaan listrik untuk menggerakkan kincir air menelan biaya hingga 9,04% dari biaya total produksi selama masa pemeliharaan. Tingginya kebutuhan listrik yang mencapai 95.040 kWh per tahun untuk empat kolam tambak dengan luas 5.600 m2 menyebabkan penggunaan solar panel menjadi sebuah solusi yang tepat. Selain disebabkan karena penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan, penggunaan solar panel untuk mensubstitusi listrik konvensional juga mampu menurunkan biaya operasional hingga 1,47% dan meningkatkan keuntungan usaha hingga 44,60%. Dengan demikian, penggunaan tenaga surya terbukti dapat menjadi solusi budi daya berkelanjutan. Akan tetapi, penerapan energi ini masih belum maksimal sehingga diperlukan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan peraturan serta pengembangan kerja sama internasional Tittle: Financial Analysis of the Utilization of Solar Panels in the Vannamei Shrimps Farming In intensive shrimp farming system, the use of waterwheels is one of the keys to successful cultivation. Waterwheels play an important role in providing dissolved oxygen which is essential for shrimp life. However, the majority of waterwheels use electricity as its driving force and spends around 14-15% of the total cost required during the maintenance period. Because of this, cultivators need to incur significant operating costs in order to employ waterwheels. Therefore, it is important to analyze the need for electricity costs for vannamei shrimp farming with an intensive system, analyze the percentage of cost reduction by applying solar panels as a wheel drive, and analyze the financial parameters in using solar panels as an electric replacement. This study was conducted for two cultivation cycles in vannamei shrimp ponds in Jembrana, Bali utilizing survey and direct observation in the location. The results showed that the need to use electricity to drive the waterwheels costed up to 9.04% of the total production cost. The high demand for electricity, which reached up to 95,040 kWh per year for four ponds with an area of 5,600 m2, showed that the use of solar panels is a viable eco-friendly renewable energy solution. The use of solar panels decreased operational costs by up to 1.47% and raised business earnings by up to 44.60%. Thus, it has been shown that using solar energy for farming is a sustainable approach. Though this energy is still not being used to its full potential, government support in the form of laws and regulations as well as the growth of international cooperation are required.
Copyrights © 2024