Para remaja yang tinggal di pondok pesantren Mabdaul’Ulum yang terletak di Kel. Mulyasari, Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya pada umumnya merupakan kelompok remaja yang biasa hidup sederhana karena kondisi yang mereka alami jauh dari orang tua, sementara orangtua merekapun kondisinya tidak terlalu berlebihan. Untuk konsumsi hariannya, kadangkala bila akhir bulan, pada saat keuangan para santri menipis, maka konsumsi laukpun menjadi ala kadarnya. Hal inilah yang menyebabkan AKG menjadi tidak terpenuhi, dan akibatnya akan menyebabkan aktifitas belajar serta pertumbuhan fisik para santri akan terganggu.Untuk mengatasi keadaan itu, maka perlu dilakukan suatu kegiatan yang membantu mengenalkan bahan baku makanan yang ada disekitar mereka yang ternyata dapat membantu pemenuhan gizi harian. Bahan makanan tersebut adalah sayuran tradisional yang sekarang lebih dikenal dengan nama sayuran indigenous. Sayuran ini ada di sekeliling kita, namun para santri belum mengetahui yang mana saja tanaman yang ada di sekitar mereka yang berpotensi sebagai sayuran indigenous. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan dua metode yaitu survey dan melaksanakan penyuluhan serta pelatihan. Kesimpulan, peserta dan pimpinan Pontren baru mengetahui bahwa sayuran indigenous yang terdapat disekitar lingkungan tinggal mereka, memiliki nilai gizi yang tinggi untuk pemenuhan gizi harian mereka, juga dapat digunakan sebagai pengobatan herbal. Saran, perlu waktu yang cukup untuk melatih budidaya dan mengolah sayuran menjadi berbagai resep makanan. Juga perlu dilakukan monitoring secara berkala agar pelaksanaan di lapangan terkontrol dan pemanfaatan sayuran indigenous untuk substitusi gizi juga dilaksanakan oleh para santri
Copyrights © 2015