Peran Perhutani dan petani lokal dalam mengembangkan agroforestri di KPH Bogor penting dalam upaya mitigasi iklim berbasis penyerapan karbon. Areal yang luas di bawah kewenangan Perhutani dengan masyarakat lokal di sekitar kawasan tersebut membangun kemitraan berbasis agroforestri sebagai bagian dari pengelolaan hutan lestari. Perbedaan komposisi tanaman pada tujuh sistem agroforestri di KPH Bogor ditemukan pada masing-masing BKPH. Petani menyesuaikan tanaman multiguna yang ditanam dengan tanaman induk Perhutani yang lebih dominan. Stok karbon yang tersimpan di lahan agroforestri dapat meningkatkan pendapatan petani berdasarkan harga karbon, seperti nilai sosial dan ekonomi karbon. Potensi peningkatan karbon tahunan rata-rata yang dihitung berdasarkan stok karbon agroforestri di atas permukaan pada 7 petak contoh berkisar 2,26 – 66,65 ton CO2e per hektar, sedangkan pada 2 sistem lahan monokultur berkisar 13,65 – 18,29 ton CO2e per hektar. Peningkatan karbon dalam sistem pengelolaan lahan agroforestri lebih baik dibandingkan dengan hutan monokultur, karena memiliki keragaman tanaman dengan umur yang berbeda. Dari segi pendapatan karbon, semakin luas lahan agroforestri yang dikelola petani, semakin tinggi pula pendapatan karbon yang diterima. Dengan menggunakan metode transfer manfaat selama periode mitigasi 20 tahun, diperkirakan pendapatan meningkat 1,8 kali dari penjualan serapan karbon pada tingkat inflasi 3%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024