JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang
Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DI PLTU KABUPATEN KETAPANG SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA PERKERASAN HRS-BASE DITINJAU DARI KARAKTERISTIK MARSHALL

Eddysius Setyawan (Civil Engineering Tanjungpura University)
Komala Erwan (Civil Engineering Tanjungpura University)
Akhmadali Akhmadali (Civil Engineering Tanjungpura University)



Article Info

Publish Date
08 Aug 2022

Abstract

Limbah yang dihasilkan pada saat pembakaran batu bara oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kabupaten Ketapang mencapai ± 23,13 ton /hari yang terdiri dari 99,5% fly ash dan 0,5% bottom ash. Berdasarkan kenyataan tersebut, timbullah suatu pemikiran memanfaatkan bottom ash pada perkerasan HRS–BASE dan Pengaruh terhadap stabilitas dan flow pada perkerasan serta mengetahui nilai VMA, VIM, dan VFB. Metode Analisis data dilakukan dengan Metode Bina Marga menggunakan spesifikasi HRS-BASE dengan Metode Pengujian Marshall. Proporsi campuran agregat kasar 55%, agregat halus 39,5%, filler 5,5%. Perencanaan benda uji pada 2 jenis agregat berbeda, yaitu 6% ;6,5% ;7% ;7,5% ;8% pada tiap persentase di buat sebanyak 5 buah benda uji. Nilai berat jenis agregat kasar (2,575 gr/cm3), berat jenis Filler (2,626 gr/cm3) dan berat jenis aspal (1,045) yang sama namun pada berat jenis agregat halus berbeda, dimana pasir 2,628 gr/cm3, bottom ash adalah 2,534 gr/cm3. Dari KAO diperoleh nilai parameter marshall, nilai stabilitas 1044,06 kg, flow 4,03 mm, VIM 4,13%, VMA 17,97 %, VFB 81,32% dan MQ 260,51 kg/mm. Bottom ash nilai stabilitas 997,92 kg, flow 3,90 mm, VIM 4,18%, VMA 18,13%, VFB 83,15%, dan MQ 256,04 kg/mm. Hasil pengujian bottom ash dapat dijadikan sebagai agregat halus pada campuran HRS-BASE.Kata kunci: agregat halus, bottom ash sisa pembakaran batu bara, HRS-BASE, Marshall

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

JMHMS

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

Pesatnya perkembangan di dunia pendidikan mengakibatkan peningkatan kebutuhan terhadap bangunan tinggi sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bersumber pada Standar Nasional Indonesia (SNI 1726-2019) mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung ...