Latar belakang: Tuberkulosis (TB) anak di Indonesia terutama di Kecamatan Pabean Cantian Surabaya memiliki tingkat kesakitan yang tinggi, meskipun begitu, banyak kasus TB yang tidak terdiagnosa dan tidak dilaporkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, Geliat Unair, Unicef, dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya bekerjasama dalam program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kader dan guru dalam penyuluhan dan skrining TB anak serta mendukung eliminasi TB anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengetahuan kader dan guru saat sebelum dan sesudah mendapatkan pelatihan TB anak. Metode: Metode penelitian menggunakan kuantitatif observasional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yakni seluruh peserta pelatihan kader dan guru yang berjumlah 60 orang yang merupakan kader kesehatan dan guru (KB, PAUD, TK, SD, SMP, dan guru pondok pesantren) di wilayah Kecamatan Pabean Cantian Surabaya. Pengukuran pengetahuan dalam kegiatan ini diperoleh dari hasil pre-test dan post-test menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Paired T-test. Hasil: Hasil statistik menunjukkan p-values: 0,00 (p < ?) sehingga ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan. Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan kader dan guru saat sebelum dan setelah diberikan pelatihan TB anak.
Copyrights © 2024