<![CDATA[PengusahaX (penulis tidak diizinkan menyebutkan nama) memiliki 19 toko di beberapa market places. Data penulis dapat saat wawancara. Setiap tokonya menjual barang-barang berbeda-beda. PengusahaX sudah tidak punya waktu untuk memantau kelokasi bisnisnya beroperasi dan sudah dipercayakan sepenuhnya kepada karyawan menjalankanya. sistem penggajian karyawanya, bagi hasil, bila penjualan besar, maka mendapatkan upah yang besar pula. Customers yang belanja pada tokonya masih mengunakan uang tunai. Owner toko menerima laporan jumlah transaksi penjualan perhari dan perminggu via email dalam format Excel. Laporan yang diterima selalu dia hitung ulang, dan ada terdapat ketidaksesuaian dengan perhitungannya (ada sedikit kurang), meskipun tidak semua toko. Masalah ini sering terjadi, dan belum teratasi saat ini. Metode yang digunakan dalam memodelkan proses bisnis pembayaran transaksi terpadu ini Unified Modelling Language, dan menggunakan kaidah paradigma Prototype. Penulis mengasumsikan toko-toko sebagai resellers pada market pelaces. Untuk mendapatkan data jumlah transaksi perhari dan perminggu pada setiap toko, penulis menambahkan fitur databse disetiap toko. Hasil penelitian berupa rancangan aplikasi pembayaran transaksi terpadu berbasis digital. Tujuanya untuk menghilangkan pembayaran tunai, dan menggantinya dengan pembayaran nontunai.]]>
Copyrights © 2024
