Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat terjadinya miskonsepsi pada mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan. Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui oleh para Dosen sebelum melaksanakan perkuliahan. Sehingga pelaksanaan program perkuliahan mampu mengatasi terjadinya miskonsepsi pada mahasiswa. Muaranya adalah terjadinya peningkatan kualitas mahasiswa. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan. Proses penelitian ini dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Juni 2014. Data diperoleh dari tes diagnostik, penelusuran dokumen, observasi, wawancara mendalam, dan FGD (focus group discussion). Peneliti, sebagai instrumen utama, didukung dengan instrumen bantu berupa tes diagnostik miskonsepsi, pedoman wawancara, dan lembar pengamatan. Analisis data di lapangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Sementara itu, untuk mendapatkan data yang kredibel, dilakukan melalui triangulasi teknik, ketekunan pengamatan, dan FGD. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi terjadi pada beberapa konsep dasar matematika. Miskonsepsi terbanyak terjadi pada konsep persamaan kuadrat, pertidaksamaan eksponen, dan hitung diferensial. Sementara itu, asal sekolah, jenis sekolah, jurusan, dan jenis kelamin tidak memberikan efek yang signifikan terhadap terjadinya miskonsepsi. Keywords: Konsep, Miskonsepsi, Matematika
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2014