Penelitian ini bertujuan untuk mendalami fenomena representasi islam pada masa kampanye Pilpres 2019 melalui media Twiiter dengan pendekatan semiotika komunikasi politik. Teori sekaligus kerangka metode analisis semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes. Semiotika Barthes menggunakan dua tingkat penandaan (two levels of signification). Tingkat penandaan pertama (first level of signification ) juga disebut dengan pemaknaan denotatif. Sedangkan tingkat penandaan kedua (second level of signification) disebut juga dengan pemaknaan konotatif. Data primer bersumber dari media sosial twitter yang dimiliki oleh empat peserta Pilpres 2019, yaitu berupa data visual hasil screenshoot yang berisi pesan verbal dan nonverbal. Adapun data sekunder berupa kajian literatur dan dokumentasi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin di Twitter merepresentasikan identitas Islam Nusantara beraliran moderat yang identik dengan kelompok organisasi Nahdlatul Ulama. Di sisi lain, Kampanye pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Twitter merepresentasikan identitas Islam Konservatif yang identik dengan kelompok alumni aksi 212 dan organisasi Front Pembela Islam. Nahdlatul Ulama adalah representasi kelompok Islam pro satus quo, sedangkan kelompok 212, Habib Rizieq dan FPI adalah representasi Islam oposisi.
Copyrights © 2024