Media buku cerita bergambar memiliki peranan penting dalam kegiatan literasi budaya. Keterampilan berwacana didukung oleh kemampuan membaca dan berliterasi. Hasil Raport Pendidikan Tahun 2024, menunjukkan kemampuan literasi dengan pencapaian terendah di SD Negeri 1 Nglongsor, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran, bahan ajar yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik peserta didik pada jenjang sekolah dasar, khusunya kelas V. Keterbatasan ini merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca, sehingga berdampak pada menurunnya prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan menghasilkan bahan ajar berupa buku cerita bergambar berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan literasi budaya pada kelas V Sekolah Dasar di Kabupaten Trenggalek. Metode penelitian dan pengembangan, menggunakan desain model pengembangan (ADDIE), yaitu: (1) analisis permasalahan dan kebutuhan peserta didik; (2) merancang bahan ajar yang sesuai; (3) mengembangkan produk bahan ajar; (4) mengimplementasikan produk bahan ajar sebagai dasar evaluasi; dan (5) melakukan evaluasi guna perbaikan sehingga produk bahan ajar layak digunakan. Pada tahap pengembangan melibatkan siswa kelas V, dan diksusi kelompok dengan rekan kerja, ahli validator untuk memvalidasi media yang dikembangkan, workshop, dan seminar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh skor rata-rata 3,53 untuk media, 3,53 untuk materi, dan 3,53 untuk bahasa. Hasil uji coba kelompok kecil terhadap 7 responden menghasilkan skor rata-rata sebesar 3,90. Hasil uji coba kelompok besar terhadap 29 responden, diperoleh skor rata-rata sebesar 3,95. Sedangkan untuk uji coba keefektifan yang dilakukan oleh 3 tahap uji literasi budaya kepada ujicoba peserta didik diperoleh hasil kriteria tertinggi yaitu mendapatkan skor 3 sampai 4 dari setiap kriteria angket ukur keaktifan, sehingga media bahan ajar buku cerita yang dikembangkan mampu menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Media buku cerita bergambar dikembangkan berfokus pada tari Turonggo Yakso. Untuk pengembangan lebih lanjut diharapkan agar dapat menambahkan Literasi Budaya yang ada di Daerah Trenggalek. Selain itu, pendidik dapat mengembangkan media buku cerita bergambar untuk meningkatkan literasi budaya sendiri-sendiri sesuai potensi daerahnya masing-masing. Saran untuk pengembangan lebih lanjut agar dapat mengoptimalkan Literasi Budaya supaya lebih baik lagi yaitu dengan mengembangkan buku cerita bergambar mengenai Literasi Budaya lain yang bisa menjadikan buku cerita bergambar berbasis nilai-nilai kearifan lokal di Kabupaten Trenggalek ini lebih lengkap dan efektif.
Copyrights © 2024