Latar Belakang : Gagal ginjal kronis merupakan salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Salah satu penatalaksanaan untuk mempertahankan hidup pasien-pasien dengan gagal ginjal kronis yaitu dengan dialisis. Meningkatnya kasus gagal ginjal kronis maka meningkat pula kasus pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Perubahan yang dialami pada pasien hemodialisa, juga dirasakan oleh keluarga seperti perubahan gaya hidup. Keluarga dan sahabat memandang pasien sebagai orang yang mempunyai keterbatasan dalam hidupnya, karena hemodialisa akan membutuhkan waktu yang dapat mengurangi dalam melakukan aktifitas sosial, dan menimbulkan konflik, frustasi, serta rasa bersalah didalam keluarga. Keterbatasan ini menyebabkan pasien hemodialisa rentan terhadap stress. Tujuan : Mengetahui hubungan frekuensi hemodialisa dengan tingkat stres pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross sectional, Populasi penelitian berjumlah 356 orang dengan sampel 78 orang. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Perceived Stress Scale. Uji yang digunakan menggunakan uji Chi-Square Hasil : Sebanyak 66 orang (84,6%) rutin menjalani hemodialisis, tingkat stress terbanyak stres sedang berjumlah 43 orang (55,1%) dan tingkat stress terendah stress ringan berjumlah 16 orang (20,5%). Hasil uji Chi-Square, diketahui nilai 0,001 < 0,05 Simpulan : Kesimpulannya bahwa “Terdapat Hubungan” antara frekuensi hemodialisa dengan tingkat stress pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023