Kopi robusta merupakan komoditas perkebunan yang memiliki potensi tinggi mengingat trend konsumsi dan produksi yang besar di beberapa provinsi di Indonesia salah satunya Provinsi Lampung, namun peningkatan produksi tersebut berdampak pada penggunaan lahan di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Nasional (TNBBS) untuk kegiatan pertanian kopi, terlebih lagi pandemi yang melanda dunia membuat tantangan baru dalam bisnis pertanian kopi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan tingkat pendapatan usaha tani kopi dan kerentanan keluarga petani kopi disebabkan pandemi Covid-19 di sekitar TNBBS, baik di dalam maupun di luar TNBBS. Analisis data menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan analisis indeks kerentanan mata pencaharian (LVI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan petani di kawasan TNBBS lebih kecil yaitu Rp. 9.833.453,57 sedangkan di luar kawasan TNBBS sebesar Rp. 12.571.781,31, rasio R/C juga menunjukkan bahwa bertani di luar daerah adalah yang paling menguntungkan. Perbedaan jarak lahan petani dalam kawasan dan luar kawasan memberikan kontribusi besar terhadap perbedaan jumlah ini. Kerentanan keluarga petani di dalam TNBBS dan di luar TNBBS tergolong rendah hingga sedang baik dalam perhitungan LVI maupun LVI yang mempertimbangkan definisi IPCC. Strategi mata pencaharian dan jaringan sosial yang tidak memadai di beberapa rumah tangga petani berkontribusi pada angka LVI yang dihasilkan dari analisis.
Copyrights © 2023