JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN
Vol 11, No 1 (2015): (Januari)

SUFISME PERENNIAL PADA MASYARAKAT PERKOTAAN KASUS PADEPOKAN THAHA JAKARTA

Taufik, Zulfan ( Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nur El-Ghazy)



Article Info

Publish Date
02 Jun 2015

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena sufisme perennial yang menekankan adanya kesatuan esoterik agama-agama sebagai tren baru pencarian spiritualitas masyarakat perkotaan Indonesia. Tulisan ini menyoroti ajaran sufisme perennial melalui konstruk teori perennialisme yang diusung oleh Frithjof Schuon dan murid spiritualnya yang amat setia dan terkemuka, Seyyed Hossein Nasr. Fokus kajian pada tulisan ini adalah kelompok sufisme yang mengusung ajaran perennial, yakni Padepokan Thaha yang berada di daerah Jakarta Selatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perkotaan Indonesia, sebagaimana di perkotaan lain di dunia, memunculkan gejala keagamaan yang tidak lagi hanya diwakili bentuk-bentuk konvensional. Tetapi juga bahkan bentuk-bentuk baru yang bersifat pluralis, universalis, dan eklektik. Gejala ini dapat dipahami jika melihat bahwa banyak dari aspek-aspek modernitas yang cenderung menguntungkan penyebarluasan model keagamaan demikian. Tidak heran jika kebanyakan dari anggotanya berasal dari kelas menengah dan telah memiliki karier yang luas dalam pendidikan formal, termasuk pendidikan tingkat universitas, yang memang terbiasa menerima ide-ide baru. This research studies about Sufism perennial phenomenon which emphasizes esoteric unity of religions as a new trend in spirituality searching of urban people in Indonesia. This research focuses on perennial Sufism teaching through perennials theory of Sufism developed by Frithjof Schuon and his well known student, Sayyed Hossein Nasr. This study focused on Sufism group which hold Sufism perennial; Padepokan Thaha in South Jakarta. This research concluded that in Indonesian city, as generally emerged in other city in the world, the symptoms of religiosity are no longer represented by the conventional one. But there is also new shape of religiosity which more pluralist, Universalist, and eclectic. These symptoms can be understood if we look at some phenomena which benefit dissemination of this new model of religiosity. Therefore it is not weird for us if the follower of this perennial Sufism teaching is embraced by people from middle class with high education, especially those from universities who are generally easy to accept new ideas.Kata-kata kunci: sufisme, perennialisme, esoterik, Padepokan Thaha.

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

KEISLAMAN

Publisher

Subject

Other

Description

Jurnal Penelitian KeIslaman adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Mataram, terbit setahun dua ...