Banda Aceh merupakan daerah yang memiliki kekayaan seni yang beragam. Kehadiran seni ini tercipta oleh beragam budaya dan sejarah Aceh dari masa lampau. Kekayaan seni di Aceh kini berkembang pesat terlihat dari banyaknya pagelaran pameran seni yang dilakukan oleh seniman setempat. Namun, ruang ekspresi seni di Aceh berupa galeri seni masih terbatas dan belum mumpuni khususnya untuk karya seni rupa. Dampaknya, para pelaku seni terbatas dalam mengekspresikan diri dan kian meredup. Agar para pelaku seni dapat terus eksis di Aceh, diperlukan galeri seni dan budaya sebagai sarana untuk mewadahi aktivitas kesenian tersebut. Perancangan galeri seni dan budaya di Kota Banda Aceh dengan penerapan arsitektur modern diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan eksistensi para seniman rupa di Aceh. Perancangan galeri seni dan budaya di Banda Aceh mengadopsi tema arsitektur modern dengan aliran kubisme. Aliran kubisme dicetuskan oleh Le Corbusier dan terinspirasi seni yaitu lukisan Pablo Picaso. Aliran kubisme yang berawal yang dari seni diharapkan dapat menginterpretasikan makna seni rupa di perancangan galeri seni dan budaya di Banda Aceh melalui desain dan fasad bangunan. Penerapan arsitektur modern pada perancangan galeri seni dan budaya di Kota Banda Aceh diterapkan dengan menghadirkan prinsip bangunan geometris susunan kubus, mengedepankan fungsional dan efisiensi ruangan, desain minimalis, kejujuran penggunaan material dan kesan simetris pada fasad bangunan.
Copyrights © 2024