Interaksi obat-obat menggambarkan situasi di mana satu obat dapat mempengaruhi aktivitas obat lain. Kombinasi berbagai jenis obat dapat menyebabkan reaksi yang kompleks, termasuk peningkatan atau penurunan efek terapeutik, interaksi farmakokinetik, atau bahkan munculnya efek samping yang tidak terduga. Oleh karena itu, penelitian dan pemahaman yang terus menerus terkait interaksi obat menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi obat dari resep yang masuk ke salah satu apotek di Kota Bandung pada bulan Mei - Juli 2023 dan memberikan solusi yang tepat untuk interaksi yang teridentifikasi. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu pengambilan data secara langsung ke lapangan dan metode analisa resep yang dilakukan dengan tinjauan literatur. Data resep diperoleh dari dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis telinga hidung tenggorokan, dan dokter spesialis anak yang melakukan praktik di salah satu apotek di Kota Bandung. Resep yang diambil yaitu resep yang masuk pada bulan Mei - Juli 2023 serta berisikan obat polifarmasi, minimal terdapat 3 R/. Dari 100 resep yang telah dianalisa, terdapat sebanyak 50 obat yang berinteraksi, dengan interaksi minor sebanyak 13 interaksi, moderate sebanyak 33 interaksi dan major sebanyak 4 interaksi. Obat-obatan yang berintekasi secara major diantaranya spironolakton dengan kandesartan, spironolakton dengan ramipril, isoniazid dengan rifampicin, rifampicin dengan pyrazinamide. Obat – obatan tersebut berinteraksi dengan berbagai mekanisme yang berbeda.Kata kunci : Interaksi obat, resep, apotek di Kota Bandung
Copyrights © 2024