Indonesia Medicus Veterinus
Vol 12 (6) 2023

Laporan Kasus: Enteritis Hemoragi karena Koinfeksi Ancylostomiosis dan Koksidiosis, Disertai Komplikasi Erlichiosis pada Anjing Kacang

Caroline, Grace (Unknown)
Batan, I Wayan (Unknown)
Putriningsih, Putu Ayu Sisyawati (Unknown)



Article Info

Publish Date
19 Feb 2024

Abstract

Infeksi gastrointestinal pada anjing, salah satunya dapat diakibatkan karena parasit dan protozoa pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan enteritis hemoragi. Parasit berbahaya yang berada dalam saluran pencernaan adalah Ancylostoma spp. serta dari kelompok protozoa adalah Isospora spp., Kedua penyakit ini dapat menimbulkan penyakit yang menunjukkan tanda klinis yang hampir sama yakni diare hingga berdarah, penurunan nafsu makan, lemah, anoreksia, yang dapat diteguhkan oleh pemeriksaan feses. Hasil pemeriksaan klinis anjing kasus mengalami kepucatan pada membran mukosa dan konjungtiva, serta waktu pengisian kapiler yang bertambah lama. Hasil pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan anjing kasus mengalami anemia mikrositik hipokromik, leukositosis, monositosis, neutrofilia, dan trombositopenia. Hasil pemeriksaan mikroskopis feses menunjukkan adanya telur cacing Ancylostoma spp., dan ookista Isospora spp. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, anjing kasus didiagnosis mengalami ancylostomiosis dan koksidiosis. Saat dilakukan pemeriksaan hematologi rutin, anjing kasus mengalami trombositopenia yang dicurigai terinfeksi juga oleh parasit darah. Dilakukan ulas darah dan uji serologi rapid test antibodi dan didapati hasil anjing kasus positif terinfeksi Ehrlichia sp. Terapi yang diberikan berupa anthelmintik dengan kandungan pyrantel secara peroral, 5 mg/kg BB diulangi pada hari ke-3, hari ke-7, dan hari ke-10. Terapi antibitoik berupa sulfamethoxazole-trimethroprim secara peroral 30 mg/kg BB, satu kali sehari selama 10 hari. Terapi antibiotik lainnya berupa doxycycline secara peroral, 10 mg/kg BB, satu kali sehari selama 28 hari. Antiparasit dengan kandungan sarolaner. Terapi suportif berupa hematopoietikum satu kapsul per hari, secara peroral satu kali sehari selama 10 hari. Pada hari ke-15 pengobatan, anjing kasus menunjukkan perbaikan kondisi ditandai dengan feses yang teramati tidak ada darah dan konsistensi feses yang memadat. Pada hari ke-28 kondisi anjing kasus semakin membaik, sangat aktif, dan mengalami penambahan bobot badan.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

imv

Publisher

Subject

Medicine & Pharmacology Veterinary

Description

Menerima artikel ilmiah yang berhubungan dengan bidang kedokteran dan kesehatan hewan. Naskah yang berkaitan dengan hewan dan segala aspeknya juga kami terima untuk dipublikasikan. Penulis naskah minimal terdiri dari dua orang. Naskah yang ditulis seorang diri belum bisa diterima oleh redaksi, ...