Seiring bertambahnya populasi dan perkembangan negara dan penggunaan lahan untuk pemanfaatan teknologi dan pembanguann menjadi alasan banyaknya lahan perikanan maupun pertanian beralih fungsi. Budikdamber menjadi salah satu solusi untuk pemanfaatan lahan yang sempit. Budikdamber merupakan sistem budidaya yang memadukan budidaya ikan dan menanam tanaman air secara bersamaan dalam satu ember. Tujuan penelitian untuk mengetahui padat terbar optimal bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dengan menggunakan sistem budikdamber. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2023. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan padat tebar yaitu 1 ekor/L, 2 ekor/L, 3 ekor/L, 4 ekor/L dan 5 ekor/L. Parameter yang diamati meliputi kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, Feed Convertion Rate pada ikan dan pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kelangsungan hidup optimum yaitu pada padat tebar 3 ekor/L (perlakuan C) dengan nilai 75,93±2,74% sedangkan laju pertumbuhan spesifik dan Feed Convertion Rate (FCR) yang terbaik yaitu pada padat tebar 2 ekor/L (perlakuan B) dengan nilai laju pertumbuhan spesifik 2,12±0,08% dan nilai FCR 1,31±0,27. Pertumbuhan kangkung terbaik yaitu pada padat tebar 5 ekor/L (perlakuan E) menghasilkan rata-rata tertinggi yaitu 18,10 cm dan berat panen 424,8 g. As the population increases and the development of the country and the use of land for the utilization of technology and development are the reasons for many fisheries and agricultural land to change function. Budikdamber is one solution for the utilization of narrow land. Budikdamber is a cultivation system that combines fish farming and growing aquatic plants simultaneously in one bucket. The purpose of the study was to determine the optimal renewable density for the survival and growth of sangkuriang catfish (Clarias gariepinus) using the budikdamber system. This research was conducted in August – September 2023. The method used was a rancangan acak lengkap (RAL) with 5 treatments and 3 replicates. The treatment used was the difference in stocking density, namely 1 Ind/L, 2 Ind/L, 3 Ind/L, 4 Ind/L and 5 Ind/L. Parameters observed included survival, specific growth rate, Feed Conversion Rate in fish and growth. The results showed that the highest survival rate was at a stocking density of 1 Ind/L (treatment A) with a value of 81.67% while the best specific growth rate and Feed Conversion Rate (FCR) was at a stocking density of 2 Ind/L (treatment B) with a specific growth rate value of 2.12 ± 0.08% and FCR value of 1.31 ± 0.27. The best kale growth was at a stocking density of 5 Ind/L (treatment E) producing the highest average of 18.10 cm and a harvest weight of 424.8 g. The best kale growth was at a stocking density of 5 Ind/L (treatment E).
Copyrights © 2024