Tuberkulosis (TB) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Sistem surveilans TB perlu didukung dengan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang baik dan terstandar. Sistem surveilans TB bertujuan sebagai upaya monitoring kejadian TB, sehingga dapat meminimalisir under-reporting/lost to follow up kasus TB. Pemeriksaan TCM TB sebagai alat diagnosis utama TB di Kabupaten Jember tersebar di 10 Puskesmas yang menjadi garda terdepan dalam menemukan TB secara langsung di masyarakat. Sebuah input diperlukan dalam sebuah sistem surveilans TB guna mendukung pelaksanaan (proses) sistem surveilans sehingga dapat menghasilkan data berkualitas (output). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sistem surveilans TB di Puskesmas wilayah Kabupaten Jember berdasarkan komponen input. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di 10 Puskesmas yang memiliki laboratorium TCM TB. Variabel input yang diteliti meliputi sumber daya manusia, fasilitas, perlengkapan, dan pendanaan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) SDM sistem surveilans TB puskesmas belum sesuai pedoman yakni pada pelatihan yang belum menyeluruh bagi semua komponen tenaga program, sebagian besar (70%) fasilitas sistem surveilans TB puskesmas belum sesuai pedoman yakni belum tersedia dan/atau tidak digunakannya timer, dan label/sticker, sebagian besar (80%) perlengkapan sistem surveilans TB puskesmas belum sesuai pedoman yakni pada tidak tersedianya pedoman pemeriksaan dahak dan form TB secara lengkap, dan sebagian besar (60%) pendanaan sistem surveilans TB puskesmas telah sesuai pedoman. Kesimpulan sebagian besar SDM, fasilitas dan perlengkapan sistem surveilans TB pada 10 puskesmas di Jember belum sesuai pedoman pada komponen input
Copyrights © 2024