Pendahuluan: Pengobatan inflamasi umumnya melibatkan penggunaan obat antiinflamasi golongan steroid maupun non-steroid. Namun, obat antiinflamasi non-steroid seringkali menimbulkan efek samping berupa iritasi lambung. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan terapi inflamasi alternatif yang lebih aman, salah satunya dengan menggunakan ekstrak etanol daun sikkam (Bischofia javanica Blume) dan Precipitated Calcium Carbonate (PCC) yang berpotensi sebagai antiinflamasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi antiinflamasi ekstrak etanol daun sikkam dan PCC pada mencit (Mus musculus). Metode: Hewan uji diinjeksi dengan karagenan 1% untuk menginduksi inflamasi, lalu diobati dengan Na-CMC 1%, diklofenak, EEDS (0.5 g, 1.0 g, 1.5 g), PCC (0.5 g, 1.0 g, 1.5 g), dan kombinasi EEDS dan PCC (0.25 g, 0.5 g, 0.75 g). Persen inflamasi dan persen inhibisi inflamasi diukur setiap jam selama 6 jam. Data aktivitas antiinflamasi dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk memastikan distribusi normal. Data yang terdistribusi normal dan homogen (p 0,05) kemudian dianalisis dengan uji ANOVA satu arah dengan α sebesar 0,05, diikuti oleh uji Tukey sebagai post hoc. Hasil: Semua kelompok perlakuan menunjukkan efek antiinflamasi dari jam pertama hingga jam keenam. Kombinasi EEDS dan PCC menunjukkan efek antiinflamasi yang lebih kuat dibandingkan dengan Na-CMC. Kesimpulan: Ekstrak etanol daun sikkam (Bischofia javanica Blume) dan Precipitated Calcium Carbonate (PCC) memiliki potensi sebagai agen antiinflamasi yang efektif pada mencit.
Copyrights © 2024