Saat ini Industri kakao di Indonesia terus mengalami penurunan jumlah produksi dan jumlah lahan. Hal ini diakibatkan oleh praktek produksi kakao yang dianggap kurang menguntungkan bagi Sebagian besar petani. Sehingga perlu dilakukan evaluasi penggunaan sumber-sumber daya dan energi serta performansi ekonomi dari aktivitas produksi kakao sehingga dapat dijadikan landasan dalam melakukan perbaikan dalam aktivitas budidaya petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan energi dan performansi ekonomi berdasarkan pendekatan siklus daur hidup produksi kakao di hulu. Penelitian ini menggunakan metode life cycle cost analysis (LCC) untuk mengevaluasi performansi ekonomi, serta Social-Life Cycle Analysis (S-LCA) untuk mengevaluasi dampak social. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengelola 1 ha perkebunan kakao menggunakan sistem organik menghasilkan pendapatan dan laba bersih tertinggi bagi petani dibandingkan dengan sistem pemupukan kimia. Oleh karena itu, sistem pemupukan organik sangat dianjurkan untuk diterapkan secara luas, mengingat keunggulan lingkungan dan ekonominya. Sedangkan untuk penilaian dampak sosial, skor rata-rata dari kategori yang digunakan dalam analisis adalah 3,75. Hal ini menunjukkan bahwa produksi kakao memiliki dampak sosial yang positif terhadap masyarakat sekitar, konsumen, dan pemerintah.
Copyrights © 2024