Kemampuan anak dalam linguistik dapat diukur dari kemampuanya dalam Psikolinguistik. Tahap pemerolehan bahasa mencakup proses kompetensi dan performasi. Namun, dalam kondisi tertentu ada beberapa kondisi yang menghambat proses dalam Psikolinguistik. Penghambat tersebut disebabkan oleh ketidaknormalan fisik maupun mental, salah satu contoh kelainan Down syndrome. Down syndrome merupakan kelainan yang disebabkan kelebihan kromosom 21 yang mengakibatkan kelainan secara fisik dan mental sehingga menyebabkan kemampuan berbicara terganggu karena alat artikulator yang tidak sempurna. Keterbatasan inilah yang membuat anak penyandang Down syndrome mengalami gangguan berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pola-pola penyimpangan fonetik yang terjadi pada anak penyandang Down syndrome. Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan subjek jamak yang terdiri dari tiga orang informan penyandang Down syndrome di SLBN Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Pelafalan yang tidak mampu dilafalkan oleh anak penyandang Down Syndorme konsonan /z/, /sy/,/ny/,/y/,/x/ informan 1, /sy, /ny/, /x/ informan 2, /z/, /sy/, /ny/, dan /x/ informan 3. Penyimpangan fonetik yang terjadi pada pelafalan anak penyandang Down syndrome yang ditemukan yakni penghilangan dan perubahan bunyi.
Copyrights © 2024