Penyakit diare pada balita berkaitan erat dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang buruk. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan kejadian diare pada balita dengan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan sarana sanitasi di Kelurahan Mekarjaya, Kota Depok. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional, dilaksanakan di Kelurahan Mekarjaya, Kota Depok. Variabel yang diteliti adalah kejadian diare pada balita, perilaku CTPS, dan sanitasi lingkungan (air bersih, jamban, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah rumah tangga). Sampel (n = 70) adalah anak balita (usia 0-59 bulan) yang dipilih secara acak proporsional dari sepuluh rukun warga (RW). Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi, selanjutnya diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Teknik analisis yang digunakan adalah uji Chi-square dan rasio prevalensi (Prevalensi Rasio/PR). Hasil penelitian mendapatkan 52,9% balita pernah mengalami diare. Hanya 50% ibu balita yang memiliki perilaku CTPS. Sebagian besar rumah tinggal balita memiliki jamban (80,0%) dan pembuangan air limbah (82,9%) yang memenuhi syarat. Namun lebih dari separuh tidak memiliki sarana air minum (55,7%) dan pembuangan sampah (54,3%) yang memenuh syarat. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa prevalensi diare pada balita lebih tinggi pada kelompok ibu yang tidak memiliki perilaku CTPS (PR: 2,70; 95% CI: 1,55-4,67; P= 0,0001), tidak memiliki sarana air minum yang aman (PR: 6,56; 95% CI: 2,60-16,53; P= 0,0001), serta sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat (PR: 2,62; 95% CI: 1,46-4,71; P= 0,0001). Penelitian mendapatkan bahwa diare pada balita berhubungan dengan perilaku CTPS, kepemilikan sarana air minum yang aman, dan sarana pembuangan sampah.
Copyrights © 2024