Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan integrasi sensorik/sensory integration disorder (SID) dan spektrum gangguan autisme/autism spectrum disorder (ASD) sering mengalami pengalaman yang menantang seperti kewalahan terhadap situasi baru, jika dipicu dapat berubah menjadi hiperarousal dan kecemasan. Deep pressure telah digunakan sebagai metode terapeutik untuk mengurangi masalah tersebut. Studi ini mencari potensi keuntungan dari terapi deep pressure dengan tujuan menerapkan pendekatan baru untuk menilai efek menenangkan dari terapi rompi deep pressure yang dapat diinflasi menggunakan EEG untuk mengukur aktivitas otak. Studi awal ini melibatkan 5 anak laki-laki dari sekolah dasar. Rompi yang dapat mengembung (inflatable) dan rompi yang diberi beban digunakan untuk mendapatkan efek menenangkan, dan elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk mengukur aktivitas otak yang diperoleh dalam tiga fase yang berbeda: 1 menit sebelum (pret-est), 3 menit selama (on-test), dan 1 menit setelah eksperimen (post-test) pada 5 subjek. Sinyal EEG direkam menggunakan Muse Headband dan dianalisis menggunakan EEGLAB. Tiga gelombang otak seperti theta, alpha, dan beta relative band energies dipertimbangkan. Nilai-nilai ini sangat penting dalam menentukan apakah ada penurunan yang signifikan dalam tingkat stres atau kecemasan untuk setiap perlakuan dibandingkan dengan yang lain. Hasil statistik mengilustrasikan, posttest dari sub-gelombang energi relatif alpha meningkat sementara sub-gelombang energi beta dan theta relatif menurun dibandingkan dengan pretest. Studi ini menunjukkan peningkatan efek menenangkan di antara siswa. Secara keseluruhan, temuan kami menunjukkan potensi rompi yang dapat diinflasi dan rompi berat bervibrasi sebagai alat berharga untuk terapi deep pressure.
Copyrights © 2024