lahan. Hal ini tidak hanya berdampak pada perusahaan tetapi juga berdampak pada menurunnya penghasilan rumah tangga para pekerja perkebunan. Merespon problem ini perusahaan perkebunan, termasuk perkebunan teh Gambung, berupaya untuk mencari sumber pendapatan baru tetapi yang tetap mengakar pada perkebunan teh dan melibatkan para pekerja beserta keluarganya. Pengembangan agro-eko-eduwisata teh adalah sumber pendapatan baru yang dipilih. Di dalam rangka persiapan usaha baru tersebut, perusahaan menelusuri potensi keterampilan para pekerja dan keluarganya, terutama para perempuan yang tinggal di emplasemen. Potensi keterampilan itu difasilitasi pengembangannya agar dapat menyokong agro-eko-eduwisata teh. Kegiatan pengabdian ini merupakan kolaborasi antara staf di perkebunan teh Gambung dan akademisi di Dept/Prodi Antropologi FISIP Universitas Padjadjaran untuk memfasilitasi para perempuan di di emplasemen Giriwangi di perkebunan teh Gambung. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini pengembangan masyarakat yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu perumusan visi, pembentukan kelompok, pemetaan potensi keterampilan, dan pengembangan potensi keterampilan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah terbentuknya kelompok pemberdayaan perempuan bernama Kalintem Sabeungkeutan yang menjadi arena bagi perempuan untuk mengasah keterampilan dalam hal kerajinan tangan, pengolahan pangan, dan berkebun di pekarangan. Ketrampilan itu kelak mereka gunakan untuk mencari penghasilan melalui partisipasi dalam kegiatan agri-eko-eduwisata.
Copyrights © 2024