Fenomena sampah saat ini bukan hanya menjadi permasalahan lokal namun juga global. D.I. Yogyakarta menjadi salah satu wilayah dengan volume produksi sampah yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah pengelolaan sampah yang tepat dan dapat dimulai dari tingkat Desa. Salah satu contoh daerah yang memiliki program pemilahan dan pengelolaan sampah dengan baik adalah Desa Wisata Sukunan. Kampung Sukunan berhasil mengubah sampah menjadi rupiah hingga ditetapkan sebagai desa wisata edukasi lingkungan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini meneliti tentang dampak pengembangan desa wisata berbasis pengelolaan sampah bagi masyarakat dan pemerintah di Desa Wisata Sukunan. Banyak dampak baik yang timbul dengan adanya pengembangan desa wisata berbasis pengelolaan sampah tersebut. Secara ekonomi, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui daur ulang sampah, kegiatan kunjungan dan pelatihan. Selain itu, dampak sosial yang timbul yaitu perubahan pola perilaku masyarakat Kampung Sukunan dalam mengelola sampah lebih tepat. Bukan hanya berdampak secara ekonomi dan sosial, namun dampak yang signifkan yaitu lingkungan. Selain itu, adanya Desa Wisata Sukunan dapat berdampak secara tidak langsung bagi Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mendongkrak nama dan dapat dengan mudah merekomendasikan desa wisata berbasis pengelolaan sampah kepada masyarakat luas. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk pemerintah agar memasifkan masyarakat dimulai dari tingkat desa untuk mengelola dan mengolah sampah dengan baik. Hal tersebut dapat menjadi alternatif dalam mengurangi volume produksi sampah di Yogyakarta karena TPA Piyungan yang sudah tidak dapat menampung sampah lebih banyak lagi.
Copyrights © 2024