Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan generasi milenial yang kurang terlibat dalam politik. Meskipun mereka menggunakan hak pilih saat pemungutan suara, keterlibatan dalam diskusi isu-isu pemilu dan sebagai panitia penyelenggara masih minim. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tingkat partisipasi politik generasi milenial serta hubungannya dengan jenis kelamin dan pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Lokasi penelitian adalah di Kota Padang. Populasi penelitian adalah generasi milenial berusia 28-43 tahun, dengan sampel sebanyak 100 responden yang dipilih melalui teknik Multistage Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan korelasi Pearson. Hasil menunjukkan bahwa tingkat partisipasi politik generasi milenial pada pemilihan presiden 2024 di Kota Padang hanya 29,48% yang tergolong rendah. Namun, jika dilihat lebih detail partisipasi tertinggi ada pada kegiatan voting, dengan rata-rata 81,62% yang berada pada kategori sangat tinggi. Kemudian, keterlibatan dalam diskusi politik sebesar 41,8% dan kegiatan kampanye sebesar 54,98% dengan kategori sedang. Kemudian keterlibatan sebagai relawan paslon (1%), anggota KPPS (12%), saksi pemilu (13%), dan pengawas TPS (2%) dengan kategori sangat rendah. Selanjutnya hubungan antara jenis kelamin dan partisipasi politik menunjukkan korelasi negatif yang sangat lemah, dengan nilai Pearson Correlation sebesar -0,122. Selain itu, nilai signifikansi sebesar 0,225 menunjukkan bahwa hubungan ini tidak signifikan secara statistik. Kemudian hubungan antara pekerjaan dan partisipasi politik juga menunjukkan korelasi negatif yang sangat lemah dengan nilai Pearson Correlation sebesar -0,003. Ini berarti perubahan dalam jenis pekerjaan hampir tidak mempengaruhi partisipasi politik. Nilai signifikansi sebesar 0,974 menunjukkan bahwa hubungan ini tidak signifikan secara statistik.
Copyrights © 2024